tag:blogger.com,1999:blog-9962911776203950982024-02-21T03:43:24.765+07:00sLeep tighTJust Another Unconscious LifeUnknownnoreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-59690938929607052732010-12-11T23:22:00.000+07:002010-12-11T23:22:39.426+07:00.....Dear Tuhanku...<br />
<br />
Beritahu aku tentang arti bahagia yang sesungguhnya..<br />
Beritahu aku seperti Engkau menunjukkan ke semua orang, bahwa bahagia itu bukan hanya tentang "aku"..<br />
Tapi justru tentang "mereka", di luar "aku"..<br />
<br />
Dear Tuhanku...<br />
<br />
Kumohon jangan Kau hitamkan hatiku..<br />
Aku tak mau tlagi dan terus melukai jiwa-jiwa suci mereka..<br />
Jikalah memang hatiku terbawa olehnya, ijinkan jiwaku merangkap tugas sang hati yang telah hilang..<br />
Biarkan jiwaku yang mengisi kosongnya relungku..<br />
Biarkan jiwaku yang mengasihi..<br />
Biarkan jiwaku yang menjadi penerangku..<br />
<br />
Dear Tuhanku...<br />
<br />
Sesungguhnya tak pantaslah aku memohon seperti ini kepada Engkau..<br />
Tapi ijinkanlah aku merasakan kembali memiliki sebuah hati.. :)Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-91598670506502169632010-07-05T22:51:00.000+07:002010-07-05T22:51:05.636+07:00Tepat Kemarin Setahun Yang LaluTepat kemarin setahun yang lalu...<br />
Masih terlintas dengan jelas setiap detik setiap kejadian yang aku lalui...<br />
<br />
Tepat kemarin setahun yang lalu...<br />
Masih tersurat bagaimana aku kehilanganmu...<br />
<br />
Tepat kemarin setahun yang lalu...<br />
Sungguh waktu yang paling kutakutkan yang berputar dalam pusaran waktu...<br />
<br />
Kamu tau?<br />
Bahkan sampai detik ini pun aku masih berharap...<br />
Berharap bahwa aku sedang tidur panjang...<br />
Berharap bahwa aku sedang bermimpi...<br />
<br />
Dulu aku pernah berkata "jika kau meninggalkanku, jika kau bersama orang lain, maka aku yakin aku mampu menghapusmu dari setiap jengkal langkahku".<br />
<br />
Dan kamu tau apa yang terjadi?<br />
Yang terjadi sampai detik ini adalah aku yang putus asa karena tak pernah sejengkal pun aku bisa menghilangkanmu dari ingatan yang teronggok di sudut hati.<br />
<br />
Dulu aku pernah berkata "jika aku meninggalkanmu, jika aku bersama orang lain, maka aku yakin aku mampu menggesermu dari hatiku, meski yang terdalam sekalipun".<br />
<br />
Dan kamu tau apa yang terjadi?<br />
Yang terjadi sampai saat ini hanyalah aku yang berusaha sekuat tenaga untuk membencimu sembari mencintainya.<br />
<br />
<blockquote style="color: purple;"><b>Jika membencimu begitu sulit, lalu kenapakah mencintainya jauh lebih sulit?</b></blockquote><br />
<br />
Ya, tepat kemarin setahun yang lalu, kamu telah mengucapkan ijab qabul bukan atas namaku.<br />
<br />
<br />
Dan tepat kemarin setahun yang lalu, aku menyadari...<br />
<br />
<blockquote><b><span style="color: purple;">Saat detak jantungku mulai berhenti, saat itulah mungkin aku mulai berhenti mencintaimu :)</span></b></blockquote>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-7713970845941639462010-04-18T00:10:00.001+07:002010-04-18T00:14:12.578+07:00Kalau Aku Ingin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis8lVIuuB-wNd6F_52UABY_GNryDs-NI0sxdvvSr_Iga0otchDTPx1iX5FldarK3w4oDh06L9iEKZlawqm7v0x4AhwHEGUcqN4xZzM4Lon38bQ7e_IR1aQodHSombMoYMuvSe6wK6iIAdN/s1600/weak+chair+1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis8lVIuuB-wNd6F_52UABY_GNryDs-NI0sxdvvSr_Iga0otchDTPx1iX5FldarK3w4oDh06L9iEKZlawqm7v0x4AhwHEGUcqN4xZzM4Lon38bQ7e_IR1aQodHSombMoYMuvSe6wK6iIAdN/s200/weak+chair+1.JPG" width="142" /></a></div>Satu waktu aku bertanya kepada salah seorang sahabatku..<br />
<br />
<blockquote>"Pasangan yang terlalu menuntut itu seperti apa sih?"</blockquote><br />
<br />
Dia terkekeh dan bingung. Katanya, mana bisa aku menjelaskan jika kau tak memberiku contoh tritura (tri tuntutan rakyat) nya ;))..<br />
<br />
<br />
Oh, baiklah. Dia sedang mengujiku. Menguji kejujuranku lagi-lagi. Karena ya pasti aku akan memakai orang lain sebagai perumpamaan tentang diriku sendiri. Dan aku pasti berhasil, tapi di akhir cerita dia juga selalu berhasil membuatku jujur bahwa cerita itu adalah aku.. [-(<br />
<br />
<br />
Ya sudahlah, pikirku. Buat apa juga aku harus pake perumpamaan segala, sementara dia sejak awal sudah paham bahwa itu aku. Tanpa pikir panjang lagi aku kemukakan alasanku..<br />
<br />
<br />
<ul><li>kalau aku menginginkan dia lebih kuat dari aku, sementara dia begitu lemah. </li>
<li>kalau aku menginginkan dia lebih romantis, sementara dia tak pernah mengajakku keluar malam minggu sekalipun.</li>
<li>kalau aku menginginkan usaha lebihnya, sementara dia begitu tenang.</li>
<li>kalau aku menginginkan dia lebih logis, sementara dia begitu naluriah.</li>
</ul><br />
<br />
Sebenernya mau terus aku lanjutkan keinginan-keinginanku itu. Tapi keburu sahabatku terkekeh..<br />
<br />
<br />
<blockquote style="color: purple;"><b>"Kalau kau yakin sama itu lelakimu, terima dia apa adanya sudah.."</b></blockquote><br />
<br />
Sial, itu bukan jawaban yang kuinginkan. Tapi berhasil menghentikan pertanyaanku dan berpikir seribu kali malam ini.. :|Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-3755944657090674622010-04-14T21:41:00.000+07:002010-04-14T21:41:06.342+07:00Lelah dan Tuhan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLCjis7TAQBeBQwSdkEO4uWQ4IVthXdP04aMOPd0Vc1aGptgGC15M_mz7af1qH1h_ac3puO0ugn6C9vEfjjflZPcmCU2O4w3xoIOoUiLpNJrrjibIgx3U4GiMeek1v-7xNObSzDIRYbq6B/s1600/sick_and_tired_green_guy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLCjis7TAQBeBQwSdkEO4uWQ4IVthXdP04aMOPd0Vc1aGptgGC15M_mz7af1qH1h_ac3puO0ugn6C9vEfjjflZPcmCU2O4w3xoIOoUiLpNJrrjibIgx3U4GiMeek1v-7xNObSzDIRYbq6B/s200/sick_and_tired_green_guy.jpg" width="197" /></a></div>Lelah...<br />
<br />
Ya itulah yang saya rasakan akhir-akhir ini, lelah yang sangat keterlaluan. Di luar batas kelelahan yang pernah saya rasakan sebelum ini.. :D<br />
<br />
Entah, mungkin karena saya sedang berada pada posisi desperate alias putus asa. Eh ya nggak putus asa ding, cuma hampir putus asa menyikapi hidup saya yang akhir-akhir ini agak lumayan semrawut ini.. :D<br />
<br />
Cemen ya keliyatannya? Memang cemen, la wong saya yang nglakoni aja juga ngrasa cemen kok. Apalagi yang liyat keadaan saya dari luar ya. Mungkin mencibir saya habis-habisan *lebay*.. :D<br />
<br />
Saya merasa kok dunia berputar terlalu cepat, waktu berlari juga terlalu cepat, hingga saya merasa sangat terengah-engah mengejar ketertinggalan saya di antara mereka. Atau ini hanya perasaan saya saja?<br />
<br />
Tapi yang jelas saya sekarang sedang terhimpit oleh banyak hal yang membuat saya berpikir untuk menghilang sejenak dan berdiri di luar lingkaran keruwetan saya, hingga saya bisa melihat keadaan dan kemampuan saya dengan lebih benar. Tapi lagi-lagi saya merasa waktu tak mengijinkan saya untuk rehat sejenak, untuk melihat segala sesuatunya lebih jernih... :(<br />
<br />
Pernah juga berpikir, eh, lebih tepatnya mempertanyakan.<br />
<blockquote><b style="color: blue;">"Apa emang bener Tuhan itu ngasih cobaan sesuai kemampuan umatNya? Nggak suka kelebihan gitu?" :D</b></blockquote><br />
Lalu setelah mempertanyakan itu, saya merasa nyesel banget gitu deh. Seakan-akan saya nggak percaya gitu sama Sang Pembuat Kehidupan. Meskipun saya sedang berada di level terendah hidup saya, bukan berarti saya terus meragukan Tuhan kan ya? Sungguh bodoh saya ternyata.. :(( <br />
<br />
Entahlah, saya ini sedang kenapa. Sedang nggak jelas saja mungkin. Tapi meskipun saya lagi nggak jelas, saya cuma mau pesen aja lah, <b style="color: blue;">jangan pernah meragukan Tuhan ya, meski kita sedang mendapat cobaan dariNya</b>... :)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-16182472008274152102010-04-03T20:22:00.001+07:002010-04-13T12:32:57.837+07:00Mari Hijrah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYHtxfiWAa6_mp3n6tN5tmdWNNtOnP6ZHRk5tOgs72WEQkzr6HBGDoXSQmByVBevWJvfwYlsuWcSgXZmFbK0bAvyIvhuhPoxtEE9LAR0_THKMIaRt_lN7OX8KSiC44Xapdh9pkB8jopW73/s1600/moving.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYHtxfiWAa6_mp3n6tN5tmdWNNtOnP6ZHRk5tOgs72WEQkzr6HBGDoXSQmByVBevWJvfwYlsuWcSgXZmFbK0bAvyIvhuhPoxtEE9LAR0_THKMIaRt_lN7OX8KSiC44Xapdh9pkB8jopW73/s320/moving.gif" /></a></div>Judulnya enggak banget deh.. *yoben* <img class="emoticon" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/5.gif" /><br />
<br />
Selamat malam semuanya, ketemu lagi dengan saya di sini masih pada tempat dan keadaan yang sama...<br />
Selalu Gembira..!!! Yap.. *meski kadang enggak sih* <img class="emoticon" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/71.gif" /><br />
<br />
Hmmm postingannya nggak mau panjang kali lebar kali tinggi kok..<br />
Cuma mau kasih tau aja, kalo mulai besok tanggal 4 April 2010 main site nya cyraflame *ini saya* jadi pindah <a href="http://cyraflame.blogspot.com/">ke sini</a> ...<br />
<br />
Isinya nggak beda kok, soalnya yang ada di sini langsung diangkut semua <a href="http://cyraflame.blogspot.com/">ke sana</a>..<br />
Jadi makanan dan minumannya juga masih sama..<br />
Tak ada yang beda..<br />
Yang beda cuma meja kursinya doank...<br />
<br />
So, catch ya there people... <img class="emoticon" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/103.gif" />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-81328876357645374432010-04-01T23:56:00.002+07:002010-04-01T23:58:44.885+07:00Lelaki Rendah<div style="text-align: justify;">......</div><div style="text-align: justify;"><br />
Aku mencintaimu...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jangan tanya seberapa bahagianya aku ketika kamu mengatakan "Ya" untuk kita..<br />
<br />
Jangan tanya seberapa terhanyutnya aku ketika matamu menatapku..</div><a name='more'></a><br />
Jangan tanya sederas apa jantungku berdesir ketika jemarimu mendekapku..<br />
<br />
Jangan tanya seberapa leganya aku ketika bibirmu berucap rindu...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Meskipun aku tahu bahwa aku tempatmu berlari darinya yang menggenggammu erat..<br />
<br />
Meskipun aku tahu mata hatimu sedang melihat nanar masa lalumu yang kian menjauh..<br />
<br />
Meskipun aku tahu sayap-sayap hatimu merengkuh dia yang di sana..<br />
<br />
Meskipun aku tahu rindu itu tak sebenarnya untukku..<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku tak akan meminta hati yang sama, Sayang..<br />
Sepenuhnya aku sadari kerendahanku di hati tertinggimu sekalipun..<br />
<br />
<br />
<br />
Ketahuilah, Sayang..<br />
Lelaki rendahmu ini bersedia mempersembahkan cinta tertinggi melibas cakrawala yang tak pernah berbatas sampai habis jatahku bernafas..<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">...........</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-28095676488063901412010-03-30T01:06:00.002+07:002010-03-30T01:10:23.444+07:00Kamu Semua Orang<div style="text-align: justify;">...........<br />
<br />
<br />
<br />
...dan semua orang berkata demikian, hingga kau bukanlah semua orang bagiku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika boleh meminta, kembalikan waktuku dan akan kuhentikan di sana, saat kamu bukan siluet di tengah senja..<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Bukan, bukan untuk menahanmu, hanya untuk menyentuh batas tipis terakhir yang tak sempat kuselamatkan..<br />
<br />
Matikan semua jam di dunia, waktupun berhenti. Iya, mereka berkata demikian. Dan itu benar, sayang..<br />
<br />
Tapi matahari terus beradu dengan bulan mengaburkan semua siluet-siluet yang kita ukir di senja itu, katamu..<br />
<br />
Tiba-tiba semua orang memandang detak detik yang biasanya teronggok. Untuk apa? Ingin membantuku menahan mereka? Dengan apa?<br />
<br />
Sekali waktu kamu bertanya "menurutmu emas dan timah menjadi apa jika melebur?"...<br />
Oh, gelar sarjana S1 kimia ku terpasung membisu...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">....hening.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>"untuk itu Tuhan tak pernah menghentikan waktuNya pada kita", katamu.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">...dan akhirnya aku menyaksikan bahwa kamu adalah semua orang di tengah ingatanku antara senja dan hujan terakhir.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
....... </div>Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-16770048158435582862010-03-20T00:56:00.004+07:002010-03-25T15:17:35.277+07:00Wanita PemarahUntuk kamu yang singgah di hatiku...<br />
<br />
Hei...<br />
Kamu benar, bahwa Tuhan tak pernah salah..<br />
Kamu benar, bahwa Tuhan memang sangat adil...<br />
Tuhan benar tak menyandingkanmu denganku...<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Semua menganggap aku tak baik...<br />
Aku yang tak mengerti keluarga...<br />
Aku yang tak ramah...<br />
Aku yang temperamental...<br />
Dan aku yang berperilaku buruk...<br />
<br />
Beruntungnya kamu sangat disayangi olehNya...<br />
Hingga kamu pun tak harus menyandingku...<br />
Karena Tuhan pasti tau bahwa kamu akan sangat sedih bila menyanding orang seperti aku...<br />
Karena Tuhan tau bahwa aku memang benar-benar tak pantas untukmu...<br />
<br />
Tuhan tau segalanya, dan itu benar...<br />
Aku lihat Tuhan telah memberi kebahagiaan untukmu...<br />
Wanita sempurna yang terjaga kehormatannya demi kamu...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Untuk kamu yang tengah menyandingku...<br />
<br />
Mungkin satu saat Tuhan akan melakukan hal yang sama padamu...<br />
Memberimu orang yang sangat tepat, yang sangat sempurna untukmu, yang jauh lebih dari aku tentu saja...<br />
<br />
Kenapa?<br />
Oh simpel alasannya...<br />
<br />
Kamu terlalu baik, sayang..<br />
Sedangkan aku, aku terlampau jahat untukmu..<br />
Tuhan tidak akan memasangkan lelaki baik dengan wanita tak baik bukan?<br />
<br />
Percayalah, Tuhan tau yang terbaik untukmu..<br />
Dan yang jelas itu bukan aku...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Untuk kalian keluargaku...<br />
<br />
Oh percayalah, Tuhan akan segera menyingkirkan aku dari kalian...<br />
Hingga kehidupan kalian lebih bahagia, selalu tersenyum dan tanpa beban...<br />
<br />
Tuhan tau yang terbaik..<br />
Tuhan pasti akan segera melakukan hal indah untuk kalian...<br />
Tuhan pasti akan segera mengalihkan aku dari sini demi membuat kalian bahagia tanpa aku dan sikapku...<br />
Dan percayalah, itu tak kan lama lagi akan terjadi...<br />
<br />
Dan, ya untuk kedua orang tuaku...<br />
Terima kasih telah melahirkan aku...<br />
Semampuku aku akan membayar semua yang telah kalian korbankan...<br />
Tapi aku tak mampu membayar perasaan kalian yang tersakiti...<br />
Ketahuilah, bahwa aku mencintai kalian sampai akhir hayatku nanti...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
....ah ternyata seperti ini rasanya darah yang mengalir<br />
semoga kalian berbahagia.... <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
........Unknownnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-32126322792109752042010-03-09T12:20:00.001+07:002010-03-20T20:15:04.340+07:00Aku Percaya Waktu Mu<div style="text-align: justify;"><br />
What do you think of living single?<br />
<br />
Like it?<br />
<br />
Love it?<br />
<br />
Hate it?<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Macem-macem lah ya jawaban dari pertanyaan di atas. Pasti ada yang bilang suka banget banget banget atas kesendiriannya. Ada juga yang bilang benci akan sebuah kesendirian. Tapi ada juga yang bilang biasa aja untuk saat ini karena mungkin memang mereka menikmatinya.</div><br />
Untuk kita para wanita yang masih muda jaya, kesendirian bukan masalah yang terlalu besar dan runyam. Usia kepala 2, 3 bahkan 4 pun masih bisa bilang I'm single and very happy. Apalagi untuk kaum adam. Duh, jangan ditanya deh. Kaum adam mah happy happy aja, mau single, mau double, atau triple pun nggak masalah. Kayaknya sih begitu ya.. *kayaknya lho, takut disambit para lelaki*<br />
<br />
Tapiiiiii gimana dengan wanita yang usianya udah kepala 5 tapi belom juga menemukan belahan jiwanya? Kira-kira gimana ya perasaan mereka? Masihkah mereka akan mengatakan I'm single and very happy seperti kita sekarang ini?<br />
<br />
Seperti di rumah, saya punya seorang Budhe yang usianya sudah lima puluh sekian tahun, tapi beliau belum juga menemukan tulang rusuknya yang hilang. Kami sebagai keluarganya tentu tidak pernah tinggal diam melihat kesendirian Budhe yang kian hari usianya kian bertambah. Tapi yang namanya belum takdirnya, belum jodohnya, usaha kami, usaha Budhe, tetap saja tak membuahkan hasil. Beliau pun masih tetap sendiri sampai detik ini. Tapi beliau masih tetap tersenyum dengan keadaan yang seperti ini..<br />
<br />
Budhe seakan tak pernah terganggu dengan kesendiriannya. Meski tak jarang satu dua hal kejadian yang mengusik hatinya. Seperti misalnya saat keluarga besar kami berkumpul, tante-tante saya yang kebanyakan masih muda dan suka kewalahan mengasuh anak-anak mereka, sampai akhirnya mereka mengeluh. Budhe saya pun berkata pada mereka, <br />
<br />
<blockquote>"yang sabar kalau momong anak, jangan galak-galak..".</blockquote><div style="text-align: justify;">Nasehat yang bagus dari seorang kakak kepada adik-adiknya, tapi mereka sering menjawab </div><blockquote>"Lah mbak belom pernah punya anak sih, jadi belom bisa rasain repotnya ngasuh anak..."</blockquote><div style="text-align: justify;"><br />
Gossshhh, panas bener telinga saya mendengar jawaban yang seperti itu. Tapi sebagai anak kecil, saya pun hanya bungkam. Terkadang saya sedikit melirik ke arah Budhe, hanya untuk memastikan bahwa Budhe baik-baik saja dengan kata-kata yang menurut saya menyakitkan. Dan Ya... Beliau masih tetap tersenyum..<br />
<br />
Terkadang saya tertegun melihat senyum Budhe yang masih saja tulus, meski mungkin terluka hatinya. Dalam hati pun saya berpikir, apa yang sebenarnya dirasakan Budhe. Benarkah Budhe tetap merasa bahagia dalam kesendiriannya? Benarkah beliau tak pernah merindukan dekap hangat seorang pendamping? Benarkah beliau tak pernah rindu bercengkrama dengan anak-anaknya? Masih tetap tegarkah beliau ketika semua itu hampir tak mungkin diraihnya? <br />
<br />
Apalagi saat beliau sakit. Bukankah tak ada obat yang lebih mujarab selain kasih sayang dari seorang pendamping hidup? Ah, tak sanggup saya membayangkan perjuangan Budhe selama ini dalam kesendiriannya. <br />
<br />
Tapi yang membuat hati keluarga kami sedikit lega adalah bahwa setiap hari, setiap jam nya Budhe tak pernah melepaskan senyumnya barang sedetik. Tampak tegar beliau bagai karang. Tampak selalu bahagia meski terkadang ada celoteh-celoteh penyayat hati yang menghampirinya. Tak pernah terbersit sedikitpun di wajahnya tentang sebuah keputus-asaan dalam menjalaninya hidupnya. Tampak tetap ingin menikmati hidupnya meskipun belum sempurna. Dan karenanya, kami pun tetap berusaha tersenyum bersamanya meski sesungguhnya hati kami terenyuh melihat ketegarannya.<br />
<br />
Hingga satu hari, saat saya membersihkan tempat tidur beliau, saya menemukan sobekan kertas yang tak rapi bertuliskan:</div><blockquote><span style="color: #a64d79;">"Ya Allah, aku percaya akan Kuasa-Mu, aku percaya akan Takdir-Mu, aku percaya akan Waktu-Mu. Aku akan menunggu meski Kau pertemukan aku dengannya di surgaMu. Dan karenanya, aku tak peduli dengan sakitku. Dan karenanya, aku tak sabar ingin menuju surga-Mu Ya Allah..."</span></blockquote><div style="text-align: justify;"><br />
...sebulir air mata pun jatuh dari tempatnya</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-49667808849873849302010-02-14T18:29:00.004+07:002010-03-20T20:15:39.442+07:00Tenang, Mama<div style="color: #674ea7;">"Romi tau ya kamu mau wisuda rey??", celetuk mama tiba-tiba.<br />
<br />
Eh...<br />
<br />
"Hah? enggak lah ma, ngapain pulak aku ngasih tau Romi, kurang kerjaan kali ma. Emang kenapa sih?", sedikit heran dengan pertanyaan mamaku.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Enggak papa sih, cuma tadi mobilnya lewat depan rumah. Mama pikir cuma mobilnya doang, ternyata Romi yang di dalemnya. Dia nyapa mama tadi..", cerocos mama dan aku pun tertegun.</div><div style="color: #674ea7;"><br />
</div><div style="color: #674ea7;">Haa, jadi Romi pulang? Kok aku gak tau ya?</div><div style="color: #674ea7;">Hahahaha..dasar gebleg, ya jelas lah aku gak tau. Emang aku siapa nya Romi. Emang apa urusannya Romi harus ngasih tau aku kalo dia pulang. Tapi...</div><div style="color: #674ea7;"><br />
</div><div style="color: #674ea7;">"Trus apa hubungannya sama wisuda aku ma?"</div><div style="color: #674ea7;"><br />
</div><div style="color: #674ea7;">"Ya mama pikir Romi tau kamu mau wisuda. Trus Romi sengaja pulang mau dateng ke wisudaanmu Rey. Sapa tau ROmi .", jelas mama yang tambah bikin aku melongo.</div><div style="color: #674ea7;"><br />
</div><div style="color: #674ea7;">"Hwakakakakakakakak, mama mama..Mama ni ada-ada aja deh, jauh bener mikirnya. Ya enggak mungkin lah Romi pulang cuma buat Rey. Mama ni lupa diri ya?", cengengesan dan keheranan aku dengan kata-kata mama.</div><div style="color: #674ea7;"><br />
</div><div style="color: #674ea7;">Mama pun berlalu..</div><br />
<div style="color: #351c75;"></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Mama, mama, benar-benar membuat tawa kecil di sudut bibirku. Mana mungkin lah ma Romi pulang hanya untuk menghadiri wisuda ku. Aku tau itu momen penting untukku dan untuk keluarga kita ma. Tapi tak penting lagi untuk Romi. Mungkin dulu iya, tapi sekarang keadaan sudah jauh berbeda ma.<br />
<br />
Aku tau mama khawatir tentang keadaanku jika memang benar apa yang mama duga terjadi. Mama pasti khawatir kan aku mereguk kebahagiaan semu lagi. Mama juga pasti khawatir bagaimana dan seperti apa keadaanku nanti setelah kenyataan kembali datang.<br />
<br />
Tenang, mama..<br />
Aku tidak akan pernah lupa hari itu. Aku tidak akan pernah lupa waktu itu. Hari untuk pertama kalinya ROmi benar-benar meninggalkanku.<br />
<br />
Tenang, mama..<br />
Aku juga tidak akan pernah lupa untuk menjaga hatiku. Aku tidak akan pernah lupa untuk tetap melindungi rasaku. Hati dan rasa ini tak akan lagi hancur untuk kedua kalinya..<br />
<br />
Tenang, mama..<br />
Aku tak akan pernah lupa bahwa Romi telah mengucapkan ijab Qobulnya bukan atas namaku.. <span class="fullpost"><img class="emoticon" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif" /></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-16429425727194944362010-02-11T21:13:00.003+07:002010-03-20T20:16:03.085+07:00Tentang SeandainyaMembaca tutur kata <a href="http://auk.web.id/">suhu saya</a> di untaian katanya tentang <a href="http://ngerumpi.com/baca/2010/02/11/cinta-berkalang-kasta">cinta yang berbatas</a>, aku jadi sedikit terharu dan terenyuh. Pikiranku juga mulai melayang ke masa-masaku yang telah berlalu.. <img border="0" height="18" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif" width="18" /><br />
<br />
Ya masaku yang telah berlalu, tapi masih sering membuatku berandai-andai, tentang seandainya. Tentang kata seandainya yang indah. Tentang seandainya yang membuat sejuk setiap sendiku. Tentang seandainya yang membuatku mampu mengembangkan segaris senyum.. <img border="0" height="18" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif" width="18" /><br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Ya, seandainya memang semua orang tua memiliki pikiran terbuka dan ketakutan yang biasa saja, ketakutan akan masa depan anaknya yang tidak seharusnya ada, maka benar lah, cukup siti nurbaya saja yang merasakannya..<br />
<br />
Tapi toh kenyataan tidak berkata demikian. Mungkin memang hanya siti nurbaya. Tapi tetap saja siti nurbaya pada eranya masing-masing. Siti nurbaya yang meski telah berganti era, tapi ceritanya tetap sama. Kisahnya tetap satu. Dan tak pernah berubah, hanya berganti alur saja..<br />
<br />
Adakah yang salah? Entahlah..<br />
<br />
Adakah yang benar? Entahlah..<br />
<br />
Tak mau menyalahkan apapun, tak mau membenarkan siapapun..<br />
<br />
Ya sudahlah, katamu ini masa lalu.. <img border="0" height="18" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif" width="18" />Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-61548713840305734552010-02-10T13:30:00.002+07:002010-03-20T20:16:35.293+07:00Di SiniBetapa sulitnya mengungkapkan perasaanku menjadi seuntai kata yang indah, tak seperti mereka, tak seperti kalian.<br />
<br />
Betapa sulitnya mengungangkapkan pikiranku tentangmu menjadi sebaris dua baris kalimat yang mudah dipahami arahnya, tak seperti mereka, tak seperti kalian.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Betapa sulitnya beremosi tentangmu, tentangku, tentang mereka, tentang semuanya.<br />
<br />
Aku hanya mampu berbicara padaku, pada hatiku sendiri, pada pikiranku sendiri, tanpa orang lain tau apapun, sedikitpun.<br />
<br />
Dan hanya Tuhan yang paling mengerti maksudku, bukan kamu, bukan mereka, bukan kalian, pun bukan aku sendiri.<br />
<br />
Kamu bertanya..<br />
<br />
Aku bisa menjawab..<br />
<br />
Tapi di sini..<br />
<br />
Iya di sini, di hati saja..Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-32717678883031035862010-02-05T23:34:00.003+07:002010-03-20T20:18:11.896+07:00apa ku bilangterasa hangat..<br />
terasa lengket..<br />
terasa sekali alirannya..<br />
<br />
tapi ya sudah lah, mungkin memang begitu rasanya..<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
sendokku menjadi lebih lengket dari biasanya..<br />
piring yang ada di atas telapakku menjadi lebih bercorak dari biasanya..<br />
<br />
ah mungkin memang sudah seharusnya begitu..<br />
berganti suasana apa salahnya.. <br />
<br />
<br />
<br />
ada sedikit rasa yang terbersit..<br />
sekilas nyeri..<br />
tapi mengasyikkan..<br />
sekilas perih..<br />
tapi sungguh melenakan..<br />
<br />
arrgghh..<br />
cahaya itu silau sekali..<br />
kenapa ada yang tiba-tiba menyalakan lampu ini?<br />
aku lebih suka keremangan, mataku jauh lebih nyaman..<br />
<br />
oh shit..<br />
apa ini?<br />
bercak merah..<br />
tetesan merah segar..<br />
sayatan dalam menganga.. <br />
perih yang semakin menjadi...<br />
<br />
<br />
apa sih ini?<br />
<br />
apa aku bilang..<br />
aku tak suka terang seperti ini..<br />
<br />
apa aku bilang..<br />
hitam ini lebih nyaman bagiku dibanding putih itu..<br />
<br />
apa aku bilang..<br />
aku lebih suka tidak sadar aku telah tersakiti.. <img border="0" height="18" src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/1.gif" width="18" />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-89984641807146759672010-01-20T17:58:00.000+07:002010-01-20T18:12:35.329+07:00Surga<div class="fullpost">Apa yang ada di pikiranku dulu saat memilihmu?<br />Apa yang ada di benakku dulu saat memilihmu?<br /><br />Surga...<br /><br />Itu yang ada di pikiranku..<br />Itu yang ada di benakku..<br /><br />Tapi sekarang, ke mana ya surga yang kau suguhkan dulu?<br />Ke mana ya surga yang kau janjikan dulu?<br /><br />Sekarang surga itu telah jauh berada entah di mana?<br />Titiknya pun tak mampu kulihat..<br /><br />Semakin aku bersamamu, semakin kau menyeretku ke dalam nerakamu..<br />Semakin aku ingin berlalu, semakin erat surga palsu yang kau ikatkan di tubuhku..<br /><br />Itulah sebabnya mengapa kau tak kan pernah bisa menggantikannya..<br /><br /><br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-70697894076480862142009-12-31T17:50:00.002+07:002010-03-20T18:44:40.982+07:00Entah Rela Atau Tidak....!!!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhWFVP7nBBdrBd2pgkFMtDsH_7rvwTFnX7yvgnGUsn2F13P194eRuPBYFwzyEaAlVoQYjuHGOWRxy6r1BXjP2mmLJ4x5MYKylTPHm5DS8Q8dy606L8G2rBhHb0FaZaaEjoMBOZS5qgLuzT/s1600-h/newhope.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421405879788756050" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhWFVP7nBBdrBd2pgkFMtDsH_7rvwTFnX7yvgnGUsn2F13P194eRuPBYFwzyEaAlVoQYjuHGOWRxy6r1BXjP2mmLJ4x5MYKylTPHm5DS8Q8dy606L8G2rBhHb0FaZaaEjoMBOZS5qgLuzT/s200/newhope.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 135px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></a><br />
<div class="fullpost"><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div>Tiga jam dari sekarang,,,paling tidak dari aku menuliskan ini adalah awal tahun yang dinanti hampir semua orang di muka bumi ini *lebay*...<br />
<br />
Ada rasa bahagia, ada rasa suka, ada keramaian, ada kebahagiaan, ada harapan baru yang mulai tumbuh di benak setiap orang saat ini. Paling tidak semua berharap untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di depan sana...<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Aku juga sama...<br />
<br />
Aku juga tak berbeda...<br />
<br />
Aku juga bersuka cita meniupkan terompet berbentuk naga ini...<br />
<br />
Aku juga memiliki sejuta harapan nyata yang ingin terwujud...<br />
<br />
Aku juga tak lagi ingin menjadi sang pemimpi belaka...<br />
<br />
Semuanya sama...<br />
<br />
Kecuali satu,,ada sedikit kesedihan terselip di benakku..<br />
Entah karena aku emang lagi lebay...<br />
Atau memang karena aku sedang melihat spion...<br />
<br />
Aku pernah berada pada titik kritis di tahun ini. Entah kenapa aku menyebut sebagai titik kritis. Padahal aku sedang tidak koma dan terbujur lemah di rumah sakit. Tapi, kamu meninggalkan aku di tahun ini..<br />
<br />
Entah kenapa aku serasa tak rela melangkah, karena banyak kenangan tertinggal bersamamu di tahun-tahun sebelum kamu melepaskan aku..<br />
<br />
Tampak lemah memang..<br />
<br />
Kamu bukan hanya yang tertambat di hatiku...<br />
Tapi kamu adalah hatiku...<br />
<br />
Kamu adalah hatiku yang sekarang dimiliki oleh orang lain...<br />
<br />
Entah rela atau tidak...<br />
<br />
Tapi bawalah hatiku untuk mencintainya...<br />
Aku tak kan memintanya...<br />
<br />
Dan kembalikan nyawaku untuk bisa meninggalkanmu bersama hari yang akan segera berganti ini...<br />
Semoga kali ini aku benar2 merelakan hatiku yang adalah kamu...<br />
<br />
Ada harapan baru di depan sana...<br />
Yaitu merelakan semua kenangan dan harapanku bersamamu...<br />
<br />
Wishing you all the best...<br />
Terima kasih pernah dan telah menjadi hatiku...<br />
<br />
Terima kasih...<br />
<br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-87427940173499330662009-11-18T22:07:00.001+07:002010-03-20T18:43:33.043+07:00Doakan Saja Aku Ma...<div style="text-align: justify;"><blockquote style="color: #3333ff; font-weight: bold;">Mat ULTAH ya pi, smg dewasa dlm berfikir n bertindak. Sehat sll, sayang ma ortu n adik2. Smg cpt wisuda n dpt kerjaan yg mapan n punya jodoh yg berhasil, gak kyk mamah yg tll bnyk mendrt...</blockquote></div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">*glek*</span><br />
<br />
ucapan pertama yang kudapatkan di tanggal 18 november tahun ini..<br />
titikan pertama di tanggal 18 november tahun ini pun terjatuh di pipiku..<br />
<br />
sebuah ucapan, sebuah doa pun terlantun di antara beribu kata yang terjalin di dalam sebuah kesakitan yang dalam..<br />
sebuah ucapan, sebuah doa mengalun di antara degupan jantung seorang wanita yang kusebut sebagai mama..<br />
<br />
entah berapa parah..<br />
entah berapa luka..<br />
entah berapa tusukan..<br />
entah berapa tangisan, yang beliau sembunyikan selama ini, aku tak cukup mengerti, hanya mampu kuraba..<br />
<br />
dan 23.57, doa dan ucapan itu membuatku ikut teriris pedih..<br />
<br />
doakan dan restui aku mama, agar aku bisa segera membahagiakanmu..<br />
entah bagaimana, aku pasti bisa meringankan langkahmu..<br />
cukup engkau beristirahat di kursi malasmu menjelang senja ini..<br />
<br />
terima kasih ma..</div>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-76368213005949746072009-11-13T23:01:00.001+07:002010-02-03T19:48:33.185+07:00Katak Dalam Tempurung? Enak Kok !!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Zf_jHhYQsh4cZTyAb7RY6mRsy9Qxgp8xtndaUn-pxrw5XSTLxn6OLleFWVCikKTMw4Hx_sB7j7vUWeG-zkvscLcFwE8tiCUQw-bEnnC6l0kw96DkuHxoXu7eS8icMauHVUcH8EXrJV7p/s1600-h/questionmark2.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5403640945731947762" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Zf_jHhYQsh4cZTyAb7RY6mRsy9Qxgp8xtndaUn-pxrw5XSTLxn6OLleFWVCikKTMw4Hx_sB7j7vUWeG-zkvscLcFwE8tiCUQw-bEnnC6l0kw96DkuHxoXu7eS8icMauHVUcH8EXrJV7p/s200/questionmark2.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 167px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">Siapa sih yang gak kenal ungkapan <span style="color: #993399; font-weight: bold;">"Katak Dalam Tempurung"</span>?<br />
<br />
Err..gak ada yang tunjuk tangan neh? Jadi semua kenal donk, ya minimal pernah denger lah ya. Kalo belom pernah denger, pasti situ pas pelajaran Bahasa Indonesia dulu lagi bolos kan? *halah, apa seh?!*<br />
<br />
Oke lah, semua kenal, semua pernah denger, dan semua tau artinya. Kalo gak ngerti maknanya, coba saya sedikit sok tau di sini..</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
<br />
Katak Dalam Tempurung adalah sebuah ungkapan atau sebutan untuk orang2 yang sangat kurang dalam mengamati dunia sekitarnya, dunia di luar dirinya, singkatnya orang2 yang hanya tau tentang dunianya sendiri. Alhasil, wawasannya jadi sempit, gak tau kanan kiri, alias <span style="font-style: italic;">kuper. <span style="font-style: italic;">D</span></span>ikiranya udah nyundul langit, padahal yang disundul cuma langit2 tempurung.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Banyak orang, hampir semua malah, menjadi katak dalam tempurung adalah satu hal yang sangat menakutkan. Ya jelas takut dibilang <span style="font-style: italic;">kuper</span>, takut dibilang ndak berwawasan, takut dibilang ndak pinter, dan sebagainya.<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Lah sampeyan ndak takut to dibilang kaya' gitu juga?</span><br />
<br />
Ya takut to, jelas. Saya masih manusia, dan rasa takut seperti itu masih manusiawi. Jadi wajar kalo saya mengalami perasaan yang sama dengan panjenengan semua, soalnya saya manusia juga. Hanya saja, saat ini saya sedang menikmati ke-tempurung-an saya ini *mulai mbulet ini*.<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Lah ini aneh ini. Lah wong dalam tempurung kok menikmati. Ndak salah ketik to sampeyan?</span><br />
<br />
Wogh, riwil banget yang tanya :D<br />
<br />
Ndak kok. Saya ndak salah ketik. Saya juga lagi ndak salah minum obat. Saya memang lagi menikmati ketidaktauan saya akan dunia di luar diri saya. Tidak untuk semua hal memang. Tapi hanya untuk hal-hal yang sekiranya bisa mengubah jati diri saya. Daripada ikutan berubah, mending saya melindungi diri dengan tidak tau apa2 dulu. Sebelum saya bisa memastikan diri saya sendiri bahwa saya punya konsistensi terhadap prinsip saya dan tak mudah terbawa arus.<br />
<br />
Bingung?! Sama.. *disambit batok*<br />
<br />
Begini contoh gampangnya, kehidupan seorang blogger. Apa hayo rutinitas seorang blogger selain menulis? Pastilah rajin banget baca berita, perkembangan terkini, topik terhangat, dan yang jelas jalan2 blog alias <span style="font-style: italic;">blogwalking</span>. Kalo sudah sampe kata jalan2, sapa yang ndak suka? Liyat ini itu, beraneka warna dan rasa, euuww, menyenangkan sekali. Selain untuk sosialisasi terselubung, pasti untuk menambah wawasan, khasanah, dan referensi tentunya. Jelas, biar ndak jadi katak dalam tempurung.<br />
<br />
Tapi, kalo saya kok beda ya?<span style="font-style: italic;"><br />
<span style="font-style: italic;">Blogwalking</span></span> adalah salah satu kegiatan yang saya senangi sangat, tentu karena alasan2 di atas tadi. Tapi lama2 bisa bikin identitas saya tergoyah. Mampir ke blog nya mbak <span style="font-style: italic;">ini</span>, wah bagus banget template nya, ikutan ah. Mampir ke blog nya mbak <span style="font-style: italic;">itu</span>, ya ampun keren banget tulisannya, nyontek gaya nya sedikit ah. Mampir ke blog nya mas <span style="font-style: italic;">anu,</span> gila ngocol banget bahasanya, kayaknya bagus juga kalo aku begini.<span style="font-style: italic;"> </span>Mampir ke blog nya tante <span style="font-style: italic;">ena</span>, wediyaaann nyastra banget postingannya, besok nyoba2 puitis ah. Mampir ke blog nya mbah <span style="font-style: italic;">nyentrik</span>, buju buneng politiknya buuu' nggak kuattt, nulis politik boleh juga nih. Dan begitu seterusnya. Hingga menyebabkan saya mumet sendiri.<br />
<br />
Mumet bukan karena kebanyakan pemandangan bagus dan inspirasi, tapi mumet gara2 liyat yang sempurna2. Jadi pengen kaya' begitu, jadi pengen kaya' begini, kaya' begono, duuuhhhh, jadi sedikit mengubah entitas saya sebagai pemilik tunggal blog pribadi saya dan segala isinya. Dengan demikian saya putuskan *halah bahasanya lho* untuk mengurangi aktifitas semacam ini, hingga saya benar2 mempunyai keteguhan prinsip dalam menulis. Hingga saya yakin jika saya melihat si A begini, si B begitu, saya ndak ikut2an begini begitu. Hingga saya bisa disebut sebagai penulis yang konsisten dan bertanggungjawab atas apa yang ditulisnya. Seperti kata <a href="http://mastein.wordpress.com/">mastein</a>, bahwa <a href="http://ngerumpi.com/baca/2009/11/13/teruslah-menulis-dengan-hati.html">menulis jauh lebih baik jika dari hati</a>. Bukan mengikuti guideline, bukan juga meniru style orang lain. Dan itu sekarang yang berusaha saya raih. Menjadi apapun dari hati saya, bukan hasil menjiplak dan terbawa arus zaman.<br />
<br />
<span style="color: #cc33cc;">Katak dalam tempurung tak selamanya memalukan dan menyiksa. Terkadang kita juga perlu di dalam dunia kita sendiri dulu untuk mengenal siapa kita yang sebenarnya. Sembari menyiapkan mental kita menghadapi dunia di luar tempurung kita dan dengan sadar diri kita tak akan terbawa oleh arusnya yang mengalir deras. Because We know who we are..</span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-88834296681177091672009-11-13T00:03:00.001+07:002010-03-20T16:14:43.811+07:00Mengalah Itu.....Baik Kok !!!<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpzkQeeQ5S9rNe2h8Cc5UcbjlAsKFf2V-1NkhKuBS9y9nd1blvePxZ2pNYV4XNW27Dr5L34vWw6sHLM91vUZMbLY2wCWzqydMa3ydbPXrtUNpA_DyyRffBD4dwelR3ACc9ffV8Z4EfncXz/s1600-h/flo.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5403286436591359218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpzkQeeQ5S9rNe2h8Cc5UcbjlAsKFf2V-1NkhKuBS9y9nd1blvePxZ2pNYV4XNW27Dr5L34vWw6sHLM91vUZMbLY2wCWzqydMa3ydbPXrtUNpA_DyyRffBD4dwelR3ACc9ffV8Z4EfncXz/s200/flo.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 200px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: #33cc00; font-weight: bold;">"ya uwis lah ngalah dulu buat adekmu, dulu juga kamu sudah pernah"</span><br />
<br />
Begitu kata mama saya setiap kali saya meminta sesuatu yang sama dengan apa yang adek saya dapatkan. Dan kalimat tersebut sering membuat saya bertanya dalam hati, yang akhirnya menjadikan jiwa pemberontak tumbuh dalam benak saya *halah*.</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
Dulu banget, ketika saya masih kecil, ketika saya masih imut dan lugu tentunya *halah ndak penting <span style="font-style: italic;">flame</span>*, saya suka mupeng berat ketika si adek dapet boneka barbie dari mama papa saya. Ya jelas mupeng to ya, la wong barbie itu lagi tren banget saat itu, dan sebagai anak kecil yang enggak buta mode, jelas saya juga kepengen. Lalu datanglah saya ke mama saya dengan rengekan manja minta barbie juga. Dan, ya, bisa ditebak, jawabannya persis sama seperti kalimat pembuka yang saya suguhkan di awal tadi.<br />
<br />
Lalu apa yang saya lakukan?<br />
Saya terima donk, jelas. Soalnya mama saya galak bener, jadi ndak mungkin merengek2 di hadapannya sambil gedruk2 kaki di lantai *bisa membayangkan?*.<br />
Yang saya lakukan hanya diam dan masuk kamar, pura2 tidur siang, memeluk guling, menyembunyikan wajah di baliknya, lalu -yak benar sekali-, meneteskan air mata. Hahahahaha...<br />
Sungguh tingkah laku anak kecil yang aneh kalo' saya ingat lagi..<br />
<br />
Kejadian seperti ini terus terulang hingga saya sebesar ini sekarang *maksudnya umurnya*, dan secara gak sadar hal2 kecil seperti itu telah membentuk pribadi pemberontak pada saya.<span style="font-style: italic;"><br />
<br />
<span style="color: #993399;">Loh, piye to? Artikel e ngawur. Katanya sering disuruh ngalah, la kok malah jadi pemberontak?</span></span><br />
<br />
Memang aneh, tapi begitu yang terjadi. Gara2 keseringan disuruh ngalah, lama2 dalam hati dongkol berkepanjangan, dan sekalinya protes, jadi berkepanjangan pula. Hingga setiap apa yang diberikan kepada si adek, saya juga harus mendapatkannya. Jika saya tetap tidak bisa mendapatkan dari mama papa saya, saya nekat berusaha sendiri. Apapun dan bagaimanapun caranya. Dan otomatis, saya jadi gak begitu akur dengan adek saya. Begitu yang terjadi sepanjang hidup saya selama ini.<br />
<br />
Hingga satu hari, saya nembung ke mama untuk mendaftarkan saya untuk les bahasa inggris, mengingat bahasa inggris saya mabyuurrr. Saya punya harapan besar akan ini, mengingat kedua adek saya juga les bahasa mabyur ini. Ndak mungkin kalo' untuk pendidikan mama enggak ngasih juga. Dan mama pun angkat bicara...<br />
<br />
<blockquote>"Loh kamu masih perlu les to? Bahasa inggris mu sudah bagus to? Ndak usah dulu ya, mama lagi ndak punya uang e. Besok saja kalo papa mu ada rejeki. Biar adek2mu dulu yang les, dulu kamu kan sudah pernah"</blockquote><br />
<br />
Well done, kalimat itu muncul lagi. Dan saya sempat membutuhkan beberapa saat untuk mencerna kalimat keramat dari mama saya. Sebelum akhirnya menarik benang merah dari kejadian semacam ini.<br />
<br />
Mungkin sejak adek saya lahir, saya sudah dianggap dewasa oleh kedua orang tua saya. Karena untuk bisa "ngalah" butuh sesuatu yang disebut kedewasaan. Hanya saja, saat itu saya yang belom bisa terlalu memahaminya.<br />
<br />
Mungkin benar juga kalo' saya pernah mendapatkan segalanya dari orang tua saya sebelum adek saya terlahir di dunia fana ini. Dan sekarang gilirannya adek saya yang merasakan apa yang sudah pernah saya raih dulu.<br />
<br />
Karena saya adalah anak tertua, ndak lucu juga kalo adek saya yang lebih ngalah dari saya yang notabene lebih dewasa dalam berpikir *so, this is about eldest's prestige, huh?!*.<br />
<br />
Dan terakhir, mengalah itu tetep baik kok, la wong gak melulu mikirin tentang diri kita pribadi, tapi juga untuk kepentingan bersama. Asalkan mengalah nya jangan sampai kebablasan, yang bisa menyebabkan orang lain menjajah kita *halah apa lagi sih?!*.<br />
<br />
Eh, ada lagi ding...<br />
Kata simbah2 saya dulu, mengalah bukan berarti kalah. Mengalah hanya memberikan kesempatan berpikir pada kita bagaimana caranya menunjukkan kemenangan yang sesungguhnya.. :)<br />
<br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-12336476221472343262009-11-08T22:44:00.001+07:002010-03-20T16:15:52.710+07:00Hey Kau Langit !!!<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvZsDPmiMxxu9uPwOheUfzZpbEnrYeu4i63YBRpgHy1GJMrxxgPU8xEXCJbpWlJIZCcz0U6dW4mRV-de7JCqoxwbEcKa45rvtJx4jcon1ZmaezYPx1E35LZ4pIxaGZCWSK4bumpYFggr4r/s1600-h/http-esensi-files-wordpress-com-2008-10-dew-jpg.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5401769227660422146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvZsDPmiMxxu9uPwOheUfzZpbEnrYeu4i63YBRpgHy1GJMrxxgPU8xEXCJbpWlJIZCcz0U6dW4mRV-de7JCqoxwbEcKa45rvtJx4jcon1ZmaezYPx1E35LZ4pIxaGZCWSK4bumpYFggr4r/s200/http-esensi-files-wordpress-com-2008-10-dew-jpg.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 164px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></a><br />
Aku tak pernah mengekangmu, hanya aku terlalu mencintaimu.<br />
<br />
<blockquote style="color: #993399;">Maka aku tak akan lagi tertarik padamu. Karena kau terlalu mudah untuk aku dapatkan.</blockquote><br />
<br />
Jadi terlalu mencintaimu kau anggap aku sangat mudah untuk kau dapatkan, begitu?<br />
<br />
<blockquote><span style="color: #cc33cc;">Mungkin kau akan menjadi sesuatu yang membosankan bagiku.</span></blockquote><br />
</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
<br />
Hah..Lucu sekali kau ini. Dalamnya cintaku kau anggap sesuatu yang membosankan?<br />
<br />
Apa aku harus berpura-pura tak peduli padamu baru kau bilang aku menyenangkan?<br />
<br />
Jadi kau akan lebih mencintai wanita yang tak peduli sama sekali denganmu, begitu kan?<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<blockquote style="color: #993399;">Harusnya kau hargai dirimu sendiri. Hidupmu bukan sepenuhnya bergantung padaku.</blockquote><br />
<br />
Hei...Aku tak pernah bergantung padamu...<br />
<br />
Aku hanya mencintaimu..<br />
<br />
Itu saja..<br />
<br />
TIDAK LEBIH !!!<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Tapi kau tak bisa hidup tanpaku !!!</blockquote><br />
<br />
..................<br />
<br />
..................<br />
<br />
..................<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Hiduplah untuk dirimu. Tak ada yang patut dipercaya melainkan nurani mu itu sendiri. Boleh saja mencintaiku, tapi jangan gantungkan hidupmu padaku. Aku tak tertarik jadi <span style="font-weight: bold;">PENGASUH</span> mu.</blockquote><br />
<br />
Hei..Aku kan sudah bilang aku tak pernah menggantungkan hidupku padamu. Aku mampu mandiri. Kau sering menyaksikan aku bangun dari keterpurukanku sendiri, <span style="font-weight: bold;">TANPA</span> <span style="font-weight: bold;">KAMU</span>. Apa tak cukup meyakinkanmu bahwa kau tak perlu mengasuhku?<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Tapi sama saja jika suasana hatimu terlalu mudah berubah demi aku. Cinta mati itu sama saja menyerahkan nyawamu padaku.</blockquote><br />
<br />
Dan kau keberatan menanggung nyawaku?<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;"><br />
Ah jangan terlampau naif kau !</blockquote><br />
<br />
Lalu sesaat kemudian kau akan dengan begitu tegas mengatakan kau siap menyerahkan nyawamu demi nyawa wanita itu...<br />
Apa <span style="font-weight: bold;">BEDA</span>nya aku dengan kau??!!<br />
<br />
<blockquote><span style="color: #cc33cc;">.........................</span> </blockquote><br />
Kau hanya belum tau mencintai. Kau hanya masih suka berlogika.<br />
<br />
<blockquote><span style="color: #cc33cc;">Ya mungkin hanya itu yang terlihat dari matamu. Ada hal yang tak dapat terjangkau olehmu.</span></blockquote><br />
<br />
Dan ada hal yang tak dapat terjangkau olehmu<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Hhhhh...Jawaban apa lagi yang kau harapkan?!</blockquote><br />
<br />
....................<br />
....................<br />
....................<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Cinta jangan diartikan sebagai pengorbanan tanpa batas. Setiap orang pasti berbeda. Ada kalanya tak menghargai. Malah bisa jadi memanfaatkan. Jangan datang dengan sejuta kelemahan tanpa beripikir pertahanan. Sama artinya menyerah tanpa syarat. Saat kau menyerah tanpa syarat, maka aku dapat dengan mudah melakukan apa saja.</blockquote><br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Hidupmu adalah milikmu. Hidupmu sesuatu yang berharga bagimu. Jangan semudah itu menyerahkan hidupmu padaku.</blockquote><br />
<br />
HEEEEEEEIIIII...sudah berapa kali aku bilang padamu ???!!!!!!<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">AKU TAK PERNAH MENYERAHKAN HIDUPKU PADAMU !!</span><br />
<br />
Aku hanya meletakkan cintaku untukmu. Dan aku rasa tempat itu<span style="font-weight: bold;"> SALAH</span> !!!<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc;">Apa yang kau katakan tak seperti apa yang sedang kau lakukan. Mungkin bagimu cinta adalah segala2nya. Cintamu besar tapi tak sebanyak itu yang kubutuhkan.</blockquote><br />
<br />
Kau benar2 tak menginginkan aku<br />
<br />
<blockquote style="color: #cc33cc; font-weight: bold;">Aku langit, tak bisa digapai oleh bumi. Aku langit, bintanglah yang akan ku naungi. Dan hanya satu bintang yang akan di langit itu.</blockquote><br />
<br />
.........................<br />
<br />
.........................<br />
<br />
.........................<br />
<br />
.........................<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Terimakasih atas permainan cantikmu ini.</span> <span style="font-weight: bold;">Kali ini harus ku akui kau menang. Tapi maaf, kau salah. Aku lebih tangguh dari perkiraanmu...</span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
=============================<br />
<br />
<span style="color: #33cc00; font-weight: bold;">Baiklah langit, terimakasih atas penyadaranmu.<br />
<br />
Terimakasih telah menegaskan bahwa aku bumi.</span> <span style="color: #33cc00; font-weight: bold;">Aku bumi, tak kan pernah memohon apapun padamu. Harga diriku masih terlampau tinggi jika hanya untuk menarikmu. Kau benar, Langit dan Bumi tak kan pernah bersatu.</span> <span style="color: #33cc00; font-weight: bold;"><br />
<br />
Aku bumi, tak pernah bisa menggapaimu. Dan kau Langit tak kan pernah mampu menjamahku..</span> <span style="color: #33cc00; font-weight: bold;"><br />
<br />
Terimakasih..</span><br />
<br />
<br />
<br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-20626757834649176092009-11-07T21:14:00.000+07:002009-11-14T21:03:31.925+07:00Tidak Boleh Tidak<div style="text-align: justify;">Ah saya tidak rela jika adek2 saya tidak mengecap pendidikan yang sama dengan saya...<br /></div>Mestinya mereka lebih dari saya, mendapatkan yang lebih baik dari saya. Bukan sebaliknya...<br /><br />Tidak...<br />Ini tidak boleh terjadi...<br /><br />Saya harus bekerja lebih keras lagi dari ini...<br />Jauh lebih keras..<br /><br />Tidak Boleh Tidak !!<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuZMKYdVynt85HLyMPmV9swXb8reECOJizzZL9o4VfTiLWu24RZoej5d5_aSXV08xRQK3fYqkwbHOfZowRfvGx9La3c6BOaJju5SzrLBV_cC68mOuuixuDtnK7Wo5wEqLEljsLf7Z-G74/s1600-h/Signature2.bmp"><img style="cursor: pointer; width: 200px; height: 50px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuZMKYdVynt85HLyMPmV9swXb8reECOJizzZL9o4VfTiLWu24RZoej5d5_aSXV08xRQK3fYqkwbHOfZowRfvGx9La3c6BOaJju5SzrLBV_cC68mOuuixuDtnK7Wo5wEqLEljsLf7Z-G74/s200/Signature2.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5403959587505043042" border="0" /></a>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-66650333231761617742009-10-25T00:50:00.000+07:002009-10-25T01:31:55.474+07:00Penantian Ini Akan Bercerita<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8hzGhPBjt5aqxqQWOub9dlykK_gM4rJaVCWzFrUCQDb2lu9gNRKqWH__RP4xZura1ai9KlU2fEzKPaX8QYZyfJmD1Ghgsao1fXVADVMLoHS3uvrvteiX_-p-L5Ni-njt_phtzbqCubfvT/s1600-h/Menunggu_malam_by_the_MING.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 152px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8hzGhPBjt5aqxqQWOub9dlykK_gM4rJaVCWzFrUCQDb2lu9gNRKqWH__RP4xZura1ai9KlU2fEzKPaX8QYZyfJmD1Ghgsao1fXVADVMLoHS3uvrvteiX_-p-L5Ni-njt_phtzbqCubfvT/s200/Menunggu_malam_by_the_MING.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5396235821115362786" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204);">Menantimu bukan satu hal yang mudah bagiku..<br />Menantimu butuh kesabaran berlipat dari batas sabarku yang sebenarnya..<br />Menantimu butuh ekstra kekuatan yang tak kenal kata patah..<br /><br />Menantimu bagai bom waktu, yang akan siap meledak kapan dan di mana saja..<br />Menantimu sesungguhnya adalah boomerang yang siap menyambitku kapan dan di mana saja..<br /></div><div style="text-align: justify; color: rgb(204, 51, 204);" class="fullpost"><br />Melihatmu di hadapanku..<br />Memandangmu dengan setiap sudut pandanganku..<br />Menyaksikan setiap tingkah polahmu..<br />Membuatku bertanya2 "sebenarnya untuk apa aku menantimu?"<br /><br />Benarkah kamu hidup dan matiku?<br />Benarkah kamu yang akan mengantarkan aku pada kebahagiaanku kelak?<br />Benarkah bahwa kamu pantas untuk aku perjuangkan?<br /><br />Bisakah kamu menjawab semua pertanyaanku?<br /><br />Karena bahkan sampai sekarang pun aku tak lelah menantimu, meskipun ku tahu kamu semakin menjauhkan aku dari mimpi yang masih tergenggam di tanganku ini..<br /><br />Karena bahkan sampai detik ini, aku memungkiri letih yang tersampir di pundakku..<br /><br />Karena bahkan sampai saat ini pun aku tak pernah merasa bahwa menantimu hanya akan membunuhku perlahan..<br /><br />Karena aku yakin, menantimu ini, penantianku ini, satu saat nanti akan menjadi cerita yang manis untuk kita. Tak peduli bagaimana akhirnya nanti...<br /><br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-30900411749841295242009-10-15T23:03:00.001+07:002010-03-20T16:17:23.768+07:00Dalam Hening Jiwaku Berkata<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivzuVdMCVr8Mr4qo-RU8XNz44itgIS5txGczgeMnaLLiXz1p_HbRfT6IShQZCV_FWDFA65Ul69UrnMaPkhV12SANABGkCIiMi1GFCk-qXrptcgdDyTpBMOhezo_11USICpip5t841f73mK/s1600-h/I_Walk_Alone.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5392869860648918018" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivzuVdMCVr8Mr4qo-RU8XNz44itgIS5txGczgeMnaLLiXz1p_HbRfT6IShQZCV_FWDFA65Ul69UrnMaPkhV12SANABGkCIiMi1GFCk-qXrptcgdDyTpBMOhezo_11USICpip5t841f73mK/s200/I_Walk_Alone.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 200px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 136px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">Berjalan sendiri pun aku tak apa.<br />
Bahkan di tengah keremangan gedung2 megah yang berjejer melihatku.<br />
Melihatku yang sedang berjalan sembari mengumpulkan sisa2 tenaga ku untuk menjangkau ujung jalan sana.<br />
Jalan yang akan mengantarkan aku untuk berbaring, meski hanya sejenak saja.</div><div class="fullpost" style="text-align: justify;"><br />
Sunyi, senyap, hening...<br />
Hanya alam saja yang bernyanyi di sekitarku.<br />
Jangkrik yang berderik2 saat aku merangkai langkahku setapak demi setapak.<br />
Gagak yang berputar2 di atas gedung2 megah nan tua itu, menambah keheningan malam yang aku lalui ini.<br />
<a name='more'></a><br />
Semilir angin yang membelaiku, membuai, dan membawa aku berbicara pada diriku sendiri, dalam sunyi.<br />
<br />
Mendengarkan jiwaku berbicara padaku.<br />
Mendengarkan keluh kesah mereka pada raganya yang membungkusnya.<br />
Mendengar celotehan mesra pikiranku pada ragaku sendiri.<br />
<br />
"kami tersiksa ketika kamu sedih, kami lelah ketika kamu terus menerus meratapi diri, kau tau itu. kami harus bekerja lebih keras saat kamu menangis tersedu2. ayolah, kasihanilah kami. beri kami sedikit waktu untuk bernafas dan bersantai. berbahagialah untuk kami"<br />
<br />
Ah, ternyata jiwaku meronta, ternyata jiwaku tersakiti. Ini gak adil, aku tak boleh seperti ini. Tanpa mereka, aku hanya selongsong raga yang tak bermakna.<br />
<br />
Aku harus bahagia, harus bahagia, ini demi jiwaku, demi mereka yang selama ini membuatku ada dan berarti..<br />
Itu HARUS...!!!<br />
<br />
----------<br />
Sudah sampai aku di ujung jalan yang ingin kutuju. Ramai. Bising. Ricuh..<br />
<br />
Suara2 jiwaku pun teredam oleh kebisingan ujung jalan ini, tapi aku masih mengingat apa2 saja yang mereka inginkan. Dan aku tak kan pernah mengabaikannya...<br />
<br />
Berjalan sendiri pun aku tak apa, meskipun aku lelah, meskipun dalam gelap, karena dengan begini aku tau caranya menghargai diriku sendiri dan membahagiakan jiwaku...<br />
<br />
</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-62664813380754513312009-10-15T12:35:00.000+07:002009-10-15T13:01:44.808+07:00Cinta Tak Bersyarat. Ada Ya ?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzHkEgCmA-I-5TgckEPGiCN8zC-Cd5Ph7nvrSYfycH37xNlesV5ZoSBd6Ik_VOiRNC2rNoC5sr_THFFeyAFWV429ShEUNBSolpkSqdaZ4hkOawZhwI00NLizSQo6UGcAej7xZjyo1wOrf/s1600-h/true-love.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 104px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRzHkEgCmA-I-5TgckEPGiCN8zC-Cd5Ph7nvrSYfycH37xNlesV5ZoSBd6Ik_VOiRNC2rNoC5sr_THFFeyAFWV429ShEUNBSolpkSqdaZ4hkOawZhwI00NLizSQo6UGcAej7xZjyo1wOrf/s200/true-love.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5392701802875263058" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Ini sambungan dari ceritaku <a href="http://preciouslifeofnoph.blogspot.com/2009/10/sebegitu-mudahkah-seorang-lelaki.html">tentang sahabatku yang lalu</a>.<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"memang kamu yakin pacarmu yang sekarang bukan second?"</span>, pertanyaan terakhir yang bikin aku gemes lagi.<br /><div class="fullpost"><br />Sontak, spontan, dan dengan kecepatan tinggi lainnya aku bilang "ya yakin lah, dia orang baik2 ya, religius juga, mana mungkin second ta ya? kamu ini ada2 aja..."<br />*sejenak aku jadi berpikir, pacar yang mana ya? jedhaaanggg -gak penting-*<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"seyakin itu kah dirimu? memang kamu bener2 tau masa lalunya? memang kamu bener2 yakin dia tak punya rahasia pribadi di blakangmu? kalo aku seh gak seyakin itu"</span><br /><br />Well, sejurus kemudian pikiranku pun mulai goyah. Iya juga ya? Setiap personal kan punya masa lalunya masing2 dan jelas punya rahasia yang mungkin tak kan pernah dibagi dengan orang lain. Sedekat apapun hubungan itu.<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"lalu kalo misalnya, ambil saja kemungkinan terburuk ya, kalo akhirnya kamu tau bahwa pacarmu dah second, apa yang bakal kamu lakuin?"</span><br /><br />Hah, ini pertanyaan apa seh? Ya jelas aja bakal aku jawab "ya aku langsung mundur teraturlah, gila aja, masa' ya aku bakal nikah ma orang yang gak bagus moralnya, gak ada bayangan deh".<br /><br />Temenku tergelak, lalu berkata<span style="color: rgb(204, 51, 204);"> "yakin? berarti kamu egois donk ya?"</span><br /><br />Laaahhhh, kok jadi aku seh yang dibilang egois. Ya boleh donk. Itu kan prinsip. Prinsip dan selektif memilih pasangan hidup. So what kalo aku mundur?<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"jadi kamu ini belom pernah ya mencintai orang dengan tulus? dengan segala kelebihannya itu jelas dan dengan segala kekurangannya dan juga dengan segala keburukan yang melekat padanya yang tak mungkin lagi bisa diubah?"</span><br /><br />Sudah, tentu saja sudah. Aku sudah pernah mencintai seseorang dengan tulus, dengan segala kelebihannya pun kekurangannya pun keburukan yang melekat di dirinya. Bahkan saat semua orang pergi menjauh darinya, mencacinya, memakinya, bahkan meludahinya, aku tak pernah bergerak menjauh darinya. Tak pernah, sedikitpun. Bahkan berniat pun tidak. Sudah, aku sudah pernah mencintai dengan tulus. Sungguh...<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"jadi kamu tau kan rasanya mencintai dengan tulus? coba kamu bayangkan jika saja seandainya pacarmu memang pernah melakukan hal itu? padahal kamu benar2 mencintainya, berharap banyak padanya, masa iya kamu akan mundur teratur?"</span><br /><br />Menurut saja apa katanya, aku pun membayangkannya. Kalo memang benar begitu, aku pasti akan mutusin dia. Ah tapi, apa jadinya aku tanpa dia. Bisa lah, masa' gak bisa. Kaya' gak ada lelaki lain yang lebih baik saja. Ah tapi, apa iya lelaki penggantinya nanti akan mengerti aku sebaik lelaki ku yang sekarang? Berarti aku harus awali semuanya dari awal ya? Lalu bagaimana dengan hancurnya hatiku nanti? Lalu hatinya?<br /><br />Ahh, rasanya memang tidak adil...<br /><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">"so? pikiranmu berubah kah? noph, cinta itu tak pernah bersyarat dan tak memandang apapun. mau seburuk apapun seseorang di mata orang lain, tapi kalo kamu mencintainya ya dia akan menjadi sosok yang paling sempurna di matamu, sempurna bahkan dengan segala kekurangannya. cinta tak akan pernah memandang masa lalunya, keburukannya, kekurangannya, tapi melihat jauh ke dalam lagi".</span><br /><br />Ya ya, bener bener. Makanya ada penjahat yang punya istri dan cinta mati sama sang suami. Ada juga yang pasangannya memiliki raga yang tak sempurna, tapi tetap berjalan di atas cinta. Ada juga istri seorang pengangguran yang tetap setia susah senang bersama. Ada juga yang punya pasangan arogan tapi masih setia setengah mampus. Ada yang istrinya mantan pelacur, tapi sang suami tetep menghargainya. Dan masih banyak lagi yang ternyata tak aku sadari bahwa itu adalah cinta tak bersyarat.<br /><br />Dulu, mungkin sekarang juga masih *dikit*. Aku berpikir bahwa cinta tak bersyarat itu adalah satu hal yang naif sekali. Yang ada malah cinta buta. Cinta yang tak bisa berpikir dengan logika, tak rasional, dan hanya perasaan yang berperan. Dulu aku berpikir, cinta macam apa itu? Sungguh tak bisa dipertanggungjawabkan. Hahaha... ^^,<br /><br />Tapi sekarang aku sadar, bahwa setiap orang atau mungkin baru hanya sebagian orang memang benar2 memiliki cinta tak bersyarat. Cinta yang tak memandang apapun, selain sosok yang dicintainya. Luar Biasa...<br /><br />*karena aku pun belom mampu lagi untuk mencintai dengan tulus seperti dulu*<br /><br /></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-67600257681223118852009-10-15T09:25:00.000+07:002009-10-15T09:36:58.232+07:00Aku?? Inspirasi??<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioUPoeWLhaRy-kfKzguYbAnGAhlsCybE8l60yceyl_xhwMdb5KtTekHWQzIOCfZHjcDEkbR9dpj1k2F32LiGgDQVvYGwZUGv6K4lxb2JHN6vYnNS0ZuI1cdpRtxx6xH-eYhovdh_3G93vq/s1600-h/inspirasi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioUPoeWLhaRy-kfKzguYbAnGAhlsCybE8l60yceyl_xhwMdb5KtTekHWQzIOCfZHjcDEkbR9dpj1k2F32LiGgDQVvYGwZUGv6K4lxb2JHN6vYnNS0ZuI1cdpRtxx6xH-eYhovdh_3G93vq/s200/inspirasi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5392648515223520066" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">apa jadinya ya hidup tanpa inspirasi? pasti si om eisntein gak bisa bilang mc kuadrat sama dengan ato newton bakal diem aja pas liyat apel jatuh.. *yang liyat apel jatuh newton kan ya?* :D</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><br />hampa kali ya hidup manusia tanpa inspirasi? tak ada perubahan yang terjadi, tak ada kemajuan yang berarti, tak ada peradaban manusia yang semodern ini, dan tak ada manusia kreatif yang jelas..<br /><br /><blockquote>hmmm lalu bagaimana kejadiannya bahwa hidup kita lah yang menjadi inspirasi bagi orang lain?<br /><br />bagaimana kalo kata2 kita yang menjadi inspirasi bagi orang lain?<br /><br />bagaimana kalo tingkah laku kita menjadi inspirasi bagi orang lain?<br /><br />bagaimana kalo prinsip2 kita menjadi inspirasi bagi orang lain?</blockquote><br /><br />pasti berjuta rasanya kan? antara seneng (wow, jadi inspirasi gw), terharu, gak yakin (masa iya seh?!), dan lain sebagainya..<br /><br />ya ini yang lagi aku rasakan hari ini. hari ini entah apa dan bagaimana ada beberapa teman yang terinspirasi oleh hidupku, kata2ku, dan tingkah laku ku yang kuanggap biasa2 aja, lurus2 aja.<br /><br />hah, speechless deh aku...<br /><br />beginilah orang yang gak pernah jadi inspirasi orang lain, sekalinya jadi inspirasi malah katrok banget... ^^"<br /><br />tapi inilah yang membuatku merasa memiliki precious life. lagi2 aku bersyukur pada Tuhan Allah atas semua nikmat yang telah aku dapatkan. Meski kadang aku masih saja protes atas kehidupan yang luar biasa ini..<br /><br /><br />*sepertinya tulisan ini sudah ndak jelas*<br /><br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996291177620395098.post-66067681997778716222009-10-07T19:16:00.000+07:002009-10-11T00:01:54.216+07:00Tuhan, Temani Aku Untuk Kembali<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4xmWGkxQ1Q_LwkFNm1gJT0vMX09VMAp7-91qAZq3LVl1B1AXv5Dsw-Bwspv2BSF1INGhXIT6CM6HpuFUAONJ40c1HN_bf_Jml8sOWSkMAZmmJWFdz5DTiPQeyrxMt-ROCJlUCJzz6heBx/s1600-h/6c42c61a9fed725ffca30cf1f09647bd.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 135px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4xmWGkxQ1Q_LwkFNm1gJT0vMX09VMAp7-91qAZq3LVl1B1AXv5Dsw-Bwspv2BSF1INGhXIT6CM6HpuFUAONJ40c1HN_bf_Jml8sOWSkMAZmmJWFdz5DTiPQeyrxMt-ROCJlUCJzz6heBx/s200/6c42c61a9fed725ffca30cf1f09647bd.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5391017560831015890" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Tuhan, maafkan aku. Kali ini aku datang dengan sejuta kemurungan, dengan sejuta kebimbangan, dan berjuta2 kesedihan yang hinggap di raga yang tlah Kau cipta ini. Aku tak bermaksud untuk tak bersyukur atas apa yang tlah Kau berikan kepadaku Tuhan, apalagi aku ingin menyalahkanMu, tentu bukan sekali. Hanya saja kali ini aku sedang merasa berputus asa Tuhan...</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><br />Entah kenapa Tuhan, aku ingin sekali memutar waktu yang tlah Kau berikan padaku. Ingin sekali menghentikan waktu ini dan kembali ke masa lalu. Ingin sekali rasanya aku membenahi diri ini Tuhan. Mungkin jika aku bisa kembali lagi ke awal kehidupanku, aku akan lebih memilih menjadi sesosok manusia yang biasa2 saja Tuhan. Aku ingin menjadi manusia dengan kecerdasan biasa2 saja, ingin menjadi manusia yang berpikiran biasa2 saja, ingin menjadi manusia yang mempunyai pendirian yang biasa2 saja, dan ingin semua hal yang terjadi dalam hidupku adalah hal yang biasa2 saja.<br /><br />Aku tau Tuhan, Engkau mungkin marah padaku yang sungguh tak bisa menghargai pemberian dan anugerahmu yang luar biasa ini. Hanya saja Tuhan, aku terkadang menjadi semakin tak berdaya dan menyesali segalanya ketika semua kelebihan yang Kau berikan untukku tak berarti sedikitpun untuk orang banyak. Aku menyesali semuanya ketika hidupku yang penuh anugerah dariMu ini hanya aku yang bisa menikmatinya, hanya aku yang bisa merasakannya, tanpa bisa aku membagi dengan yang lain..<br /><br />Tuhan, ingin sekali aku bertanya padaMu. Mengapa tak Kau anugerahkan padaku kemampuan untuk berbagi Tuhan. Aku mau menjadi seperti mereka Tuhan, yang biasa2 saja tapi mereka mampu berbagi. Tapi aku Tuhan, aku memiliki anugerah yang sungguh luar biasa sempurna dariMu, tapi kenapa aku tak jua bisa berbagi Tuhan. Kenapa Tuhan? Kenapa?<br /><br />Tuhan, benar2 aku tak pernah menyalahkanMu atas semua keegoisan yang aku miliki ini. Tapi Tuhan, temanilah aku untuk kembali ke masa lalu dan membenahi semuanya. Temani aku untuk kembali padaMu. Aku sangat2 merindukanMu dalam kepolosanku..<br /><br />#<span style="font-style: italic;">Ah, entah mengapa aku menjadi sangat tidak tau diri seperti ini#</span><br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0